Pornografi di Media Massa dan Pengaruhnya
pada Remaja
Media baik elektronik maupun cetak saat ini
banyak disorot sebagai salah satu penyebab utama menurunnya moral umat manusia
termasuk juga remaja. Berbagai tayangan yang sangat menonjolkan aspek pornografi
diyakini sangat erat hubungannya dengan meningkatnya berbagai kasus kekerasan
seksual.
Dengan semakin majunya teknologi
komunikasi, saat ini hampir tidak ada satupun kekuatan yang mampu mengendalikan
atau melakukan sensor terhadap berita maupun hiburan termasuk berita atau
tayangan yang termasuk dalam kategori pornografi.
Mungkin satu-satunya yang mampu
mengendalikan dampak media tersebut adalah nilai yang ada di dalam diri remaja
itu sendiri. Moral atau kemampuan untuk melakukan penilaian mana yang baik dan
mana yang buruk harus ditanamkan sedini mungkin. Manakala remaja kemudian
berhadapan dengan situasi sosial yang sangat kompleks maka ia masih mampu untuk
menunjukkan jatinya.
Pornografi di Media Massa
Pornografi di media adalah materi seks di media
massa yang secara sengaja ditujukan untuk membangkitkan hasrat seksual. Contoh-contoh pornografi di media massa
adalah gambar atau foto wanita dengan berpakaian minim atau tidak berpakaian di
sampul depan atau di bagian dalam majalah atau media cetak, kisah-kisah yang
menggambarkan hubungan seks di dalam berbagai media cetak, adegan seks di dalam
film , Video atau Video Compact Disc (VCD), dan sebagainya.
Pendidikan seks, meskipun menyajikan
tulisan dan gambar tentang seksualitas,
tetapi tidak termasuk ke dalam pornografi, pendidikan seks bertujuan
memberi pemahaman yang benar mengenai seksualitas. Karena itu penyajiannya
dilakukan tidak dengan cara yang membangkitkan birahi.
Akibat Pornografi
Pada dasarnya sesuatu yang berbau porno
bertujuan merangsang hasrat seksual pembaca atau penonton. Karena itu efek yang
dirasakan orang yang menyaksikan atau membaca pornografi adalah terbangkitnya
dorongan seksual.
Bila seseorang mengkonsumsi pornografi
sesekali dampaknya mungkin tidak akan terlalu besar. Yang menjadi masalah
adalah bila orang terdorong untuk terus menerus mengkonsumsi pornografi, yang
mengakibatkan dorongan untuk menyalurkan hasrat seksualnya pun menjadi besar.
Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah dampak pornografi pada kalangan
remaja.
Dampak pornografi pada remaja
Bila remaja terus menerus mengkonsumsi
pornografi, sangat mungkin ia akan terdorong untuk melakukan hubungan seks pada
usia terlalu dini, dan di luar ikatan pernikahan. Apalagi pornografi umumnya
tidak mengajarkan corak hubungan seks yang bertanggungjawab, sehingga potensial
mendorong perilaku seks yang menghasilkan kehamilan remaja, kehamilan di luar
nikah atau penyebaran penyakit yang menular melalui hubungan seks, seperti
PMS/AIDS.
Penelitian menunjukkan para konsumen
pornografi cenderung mengalami efek kecanduan, dalam arti sekali menyukai
pornografi, seseorang akan merasakan kebutuhan untuk terus mencari dan
memperoleh materi pornografi. Bahkan lebih dari itu, si pecandu pornografi akan
mengalami proses peningkatan (eskalasi) kebutuhan. Contohnya, bila mula-mula seorang pria
sudah merasa puas menyaksikan gambar wanita berpakaian renang, perlahan-lahan
ia mencari gambar wanita tanpa pakaian. Bila mula-mula ia sudah puas dengan
adegan hubungan seks antara satu pria dengan satu wanita, perlahan-lahan ia
mencari adegan hubungan seks antara satu pria dengan beberapa wanita.
Normal pada remaja
Setiap manusia memiliki naluri seks dan
karena itu wajar merasa senang dengan materi seks. Namun demikian, bila remaja
sudah sering mengkonsumsi pornografi, dorongan untuk menyalurkan hasrat
seksualnya menjadi tinggi. Karena itu, mengkonsumsi pornografi sejak remaja
potensial mendorong tumbuhnya perilaku seks di luar pernikahan yang tidak
bertanggungjawab.
Merendahkan Kaum Wanita
Umumnya pornografi memang menonjolkan
wanita sebagai objek seks. Dalam hal ini, pornografi dapat memperkuat cara
pandang bahwa wanita pada dasarnya hanya mahluk yang berfungsi sebagai pemuas
nafsu seks pria saja. Lebih dari itu, banyak media yang menggambarkan adegan
perkosaaan terhadap wanita sebagai peristiwa yang penuh kenikmatan dan sensasi.
Karena itu, pornografi cenderung menempatkan wanita dalam posisi rendah.
Seseorang bisa saja melakukan tindakan perkosaan karena dipengaruhi oleh pornografi. Banyak sekali diberitakan media massa tentang perkosaan yang dilakukan setelah pelakunya menonton film porno. Namun demikian, perkosaan umumnya terjadi oleh pelaku yang memandang rendah derajat wanita. Karena itu, pornografi sering dianggap sebagai faktor yang memperkokoh budaya perkosaan terhadap wanita.
Melihat dampak buruk yang ditimbulkan oleh pornografi, maka adalah menjadi kewajiban kita bersama untuk menyelamatkan anak-anak dan pemuda dari hal-hal yang bisa menyebabkan perzinaan, perkosaan dengan menjauhkan mereka dari pornografi dan berduaan dengan lawan jenis (aj)